Mereka bilang
negeriku telah merdeka
Namun benarkan
indonesiaku telah merdeka?
Jika iya,
dimanakah letak kemerdekaan itu?
Tidakkah mereka
tahu bahwa aku dan mereka masih menderita, menangis, terkuka dan tersiksa?
Saat kami semua
kelaparan, mereka tengah berada di restoran mewah
Saat kami
kekurangan, mereka malah membelanjakan hak-hak kami
Saat kami
kedinginan, mereka terlelap dan berselimut di dalam rumah kami
Kami belum mereka
Tuanku, kami belum sejahtera Tuan.
Sementara
tuan-tuan hanya asik berdebat di dalam gedung ber-AC dan mewah
Yang dibawahnya
kami terkubur oleh kelaparan
Di saat tuan-tuan
asyik berdebat soal kompor dan tabung gas kami
Yang terus
meledak dan meledak,
Apakah tuan tak
tahu bahwa di saat itu kami sudah mati?
Inilah
kemerdekaan yang kami terima dari konsekuensi menjadikan anda tuan kami
kami menangis tuan, kami menjerit, terkapar dan tak lagi sanggup berdiri
kami menangis tuan, kami menjerit, terkapar dan tak lagi sanggup berdiri
Inikah negeri
yang dulu kami banggakan?
Yang kata mereka
negeri elok, indah, kaya, sejahtera dan damai?
Oh.. tapi
ternyata semua hanya mimpi
Ternyata negeri
kami kejam, bengis dan tak pernah peduli pada kami
Seharusnya kami yang mengeluh bukan tuan
Negeri siapakah ini, kenapa kami tak merasa berada di negeri kami sendiri?
Seharusnya kami yang mengeluh bukan tuan
Negeri siapakah ini, kenapa kami tak merasa berada di negeri kami sendiri?
Pahlawan yang
menyumbangkan keringat dan darahnya tak lagi dihargai dan akhirnya pergi dengan
sia-sia
Lihatlah kami
tuan, tengoklah kami yang semakin hari semakin sengsara
Tuan, kami mohon,
Jangan Cuma menjual kecap dan hanya bisa bicara dan debat tak karuan
Sementara tuan pura-pura
tuli dan tak mendengar jerit kami
Inikah negeri
kami? yang katanya telah merdeka
sementara tuan
senang menebar pesona dan berusaha memperindah diri dengan citra
kami tak lagi
terpesona Tuan, kami sangat tersiksa
Haruskah kami
berteriak lebih keras lagi?
Supaya suara kami
dapat mengetuk gendang telinga tuan lebih keras lagi?
Ataukah tuan
sungguh tak lagi peduli dengan kami?
Padahal tuan ada
karena kami.
Dan sekarang, di
mata tuan, kami hanya kacung dan alat eksploitasi yang begitu kecil
Inilah kondisi
negeri yang kata mereka telah merdeka.
yang didalamnya ada pemimpin yang teramat sering menebar pesona
yang didalamnya ada pemimpin yang teramat sering menebar pesona
Sedang ada rakyat
yang menangis dan menderita
Hingga berulang
kali ku bertanya
Telahkan
indonesiaku merdeka?
Oleh Nurul Ifadah
-Prihatin dengan
kondisi indonesiaku yang nyaris tenggelam di lautan air mata penderitaan
rakyat-
17 agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar